Pages

Rabu, 05 Maret 2014

SURAT AN-NAAS

Surat An-naas (Manusia)

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (١)

مَلِكِ النَّاسِ (٢)

إِلَهِ النَّاسِ (٣)

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (٤)

الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (٥)



1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2. raja manusia.
3. sembahan manusia.
4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. dari (golongan) jin dan manusia.

Penjelasan

Surat ini terdiri atas 6 ayat,termasuk golongan surat-surat Makkiyah,diturunkan sesuadah surat Al Falaq.Nama An-naas diambil dari An Naas yang berulang kali disebut dalam surat ini artinya manusia.

Pokok-Pokok Isinya :
 Surat ini memerintahkan agar kita berlindung kepada Allah Tuhan Manusia,raja Manusia,dan sembahan manusia dari kejahatan syetan-syetan ,baik syetan dari jenis jin maupun manusia,yang suka menggoda supaya jauh dari ajaran Allah

Selasa, 04 Maret 2014

KANDUNGAN SURAT AL FATIHAH



KANDUNGAN SURAT AL FATIHAH


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)

الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣)

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤)

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦)

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (٧)




1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].

2. segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

4. yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].

5. hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan[7].

6. Tunjukilah[8] Kami jalan yang lurus,

7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]



[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.

[3] Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.

[4] Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.

[5] Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.

[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.

[9] Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.



Penjelasan


Surat Al Fatihah (Pembukaan) yang diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat adalah surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara surat-surat yang ada dalam Al Qur’an dan termasuk golongan surat makkiyyah.Surat ini disebut Al Fatihah (Pembukaan) karena dengan surat ini dibuka dan dimulainya Al Qur’an.Dinamakan Ummul Qur’an (Induk Al Qur’an) atau Ummul Kitaab(induk Al Kitab) karena dia merupakan merupakan induk dari semua isi Al Qur’an dan karena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap Sholat.

Dinamakan pula As Sabi’ul matsani (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam shalat.

Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al-Quran,yaitu :

  1. Keimanan

Beriman kepada Tuhan yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2,dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas sesuatu nikmat itu bagi Allah,karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini.Dianatara nikmat itu adalah : nikmat menciptakan,nikmat mendidik dan menumbuhkan,sebab kata Rab dalam kalimat Rabbul ‘alamiin tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa,tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan.Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah,karena Tuhanlah ynang berkuasa di alam ini.Pendidikan,penjagaan dan penumbuhan oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan di pikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya,sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah,serta berguna bagi masyarakat.Oleh karena keimanan (Ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok,maka didalam surat Al Fatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja,tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu Iyyaaka na’budu wa iyyaka nasta’iin(hanya Engkaulah yang kami sembah ,dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.

Yang dimkasud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah lah yang berkuasa,segala sesuatu tunduk kepada kebesarsan-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya.Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang hak dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah.


2. Hukum-hukum


Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperolaeh kebahagiaan dunia dan akhirat.Maksud “Hidayah”disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan,kebahagiaan dunia dan akhirat,baik yanga mengenai kepercayaan mauopun  akhlak,hukum-hukum dan pelajaran.


 
3. Kisah-kisah 

Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah.Sebahagian besar dari ayat-ayat al Qur’an memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang.Yang dimaksud dengan orang diberi nikmat dalam ayat ini,ialah para Nabi,para shiddieqiiin ( Orang-orang  yang sungguh-sungguh ber iman),syuhadaa,(Orang-orang yang mati syahid) ,shalihiin (Orang-orang yang saleh).

Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat adalah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Semoga bermanfaat


Senin, 03 Maret 2014

MENCARI ILMU




Bismillahirrahmaanirrahiim
Dengan menyebut NamaMu yaa Allah aku mulai posting artikel ini
Alhamdulillah segala Puji Bagi Mu yaa Allah karena Engkau pantas di puji ,Engkau adalah yang banyak memberi apapun kepada semua MakhlukMu,
Subhanalloh,Maha Suci Engkau yaa Allah,Engkau Maha sempurna
Semua kebaikan bersumber dari pada Mu
sedangkan segala kesalahan adalah pada hambaMu ini.
Maha Suci Engkau yaa Allah tidak ada ilmu padaku selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada hambaMu dengan perantara para guru mulia yang dengan Ikhlas mengajarkan ilmunya tanpa harapan dunia selain berharaf  keridhoanMu.


Rasulullah saw bersabda yang artinya: “Barang siapa yang menyembunyikan ilmunya maka Allah akan mengekangnya dengan kekang api neraka” HR. Ibnu Majah

Dari hadist ini dapat diambil kesimpulan bahwa rasulullah saw mewajibkan kepada umatnya untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.Oleh itu Islam menggariskan panduan dan cara menuntut ilmu dengan betul. 
Berikut adalah cara menuntut ilmu yang sewajarnya dituruti oleh setiap umat Islam dalam menuntu ilmu:
    1. Ikhlas karena Allah SWT: Hendaknya niat kita dalam menuntut ilmu adalah kerana Allah  SWT dan untuk negeri akhirat
    1. Untuk menghilangkan kebodohan dirinya dan orang lain.: Semua manusia pada mulanya adalah bodoh. Kita berniat untuk menghilangkan kebodohan dari diri kita, setelah kita menjadi orang yang memiliki ilmu kita harus mengajarkannya kepada orang lain untuk menghilang kebodohan dari diri mereka
    1. Berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari’at.: Sudah menjadi keharusan bagi para penuntut ilmu berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari’at. Karena kedudukan syari’at sama dengan pedang kalau tidak ada seseorang yang menggunakannya ia tidak bererti apa-apa
    1. Lapang dada dalam menerima perbezaan pendapat.: Apabila ada perbedaan pendapat, hendaknya penuntut ilmu menerima perbedaan itu dengan lapang dada selama perbedaan itu pada persoalaan ijtihad
    1. Mengamalkan ilmu yang telah diperolehi.: Mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, kerana amal adalah buah dari ilmu, baik itu aqidah, ibadah, akhlak maupun muamalah.
    1. Menghormati para ulama dan memuliakan mereka :Penuntut ilmu harus selalu lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan ulama. Jangan sampai ia mengumpat atau mencela ulama yang kebetulan keliru di dalam memutuskan suatu masalah
    1. Mencari kebenaran dan sabar: Termasuk adab yang paling penting bagi kita sebagai seorang penuntut ilmu adalah mencari kebenaran dari ilmu yang telah didapatkan. Mencari kebenaran dari berita berita yang sampai kepada kita yang menjadi sumber hukum.

Minggu, 02 Maret 2014

TENTANG DTA AL MUJAHIDIN



Selamat datang di
DTA AL MUJAHIDIN



Bismillahirrahmaanirrahiim
Dta Almujahidin. adalah situs tempat belajarnya anak-anak Madrasah dalam menggali ajaran agama Islam ,tepatnya anak-anak dari usia pra sekolah sampai tingkat SLP dan SLA bisa belajar ilmu agama disini.

Dta Almujahidin. Insya Allah akan menjadi sarana belajar alternatip bagi anak-anak yang disajikan dalam bentuk pembelajaran-pembelajaran berupa modul-modul bahan ajar yang telah mendapat sertifikasi dari lembaga terkait yaitu Depag Propinsi Jawa Barat berupa Kurikulum tahun Pelajaran 2013-2018.

Dta Almujahidin.merupakan pilihan yang tepat bagi orang tua untuk menyarankan anak-anaknya untuk mengakses situs ini .

Semoga bermanfaat.